Kenapa Rasulullah SAW jarang sakit?

Seperti ungkapan " the greatest wealth is health". Ungkapan yang menunjukkan bahwa kesehatan lebih mahal daripada uang. Oleh karena itu, mari kita menjaga kesehatan. Salah satu ikhtiar untuk menjaga kesehatan ialah , kita bisa belajar dari Nabi Muhammad SAW yang jarang sekali sakit. Kok bisa ya?

Mungkin beberapa orang sudah tahu, selama hidupnya, Nabi Muhammad SAW hanya sakit dua kali. Yang pertama, saat beliau menerima wahyu pertama. Ketika itu, beliau mengalami demam hebat, setelah pertama kali bertemu malaikat jibril. Dan yang kedua, sewaktu menjelang beliau wafat. 

Berdasarkan kisah hidup Rasulullah SAW dapat dikumpulkan beberapa point mengapa Nabi mulia itu sangat jarang sakit. Kebetulan tulisan ini terinspirasi dari postingan di Instagram. 

kenapa rasulullah jarang sakit
sumber foto : instagram @motivasi.dakwah

Jadi, mari kita jabarkan point-point tersebut lebih detail. 

Kenapa Rasulullah SAW jarang sakit ?


1. Selalu bangun sebelum subuh


Nah, beliau mempunyai kebiasaan untuk tidur lebih awal, yaitu setelah shalat isya. Dan kemudian bangun di sepertiga malam (sekitar jam 1 atau 2 pagi)  untuk solat tahajud.

Dalam ilmu kesehatan, 90 menit sebelum larut malam terjadi peremajaan tubuh pada setiap tingkatan, baik secara fisik, mental, emosional dan spiritual. Ada banyak penyembuhan yang terjadi pada fase pertama tidur, termasuk mengatur ulang fungsi otak dan menurunkan adrenalin ketika Anda merasa stres.

Selain tidur lebih awal, Nabi SAW juga bangun lebih awal yang menandakan tidak tidur terlalu lama. Manfaat bangun lebih awal dapat meningkatkan produktivitas kita, sehingga badan dan pikiran kita akan terasa lebih segar. Namun, harus tidur lebih awal juga ya.

2. Aktif menjaga kebersihan


Seperti yang sudah kita ketahui, banyak penyakit bersumber dari hal-hal kotor. Bahkan, sejak pandemi kita dianjurkan untuk selalu cuci tangan. Kalau Rasulullah SAW selalu menjaga wudhu dan selalu bersiwak sebelum solat. 

Sesuai hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah : "Jika aku tidak menjadikan berat umatku, maka sungguh aku perintahkan bersiwak (menggosok gigi) setiap hendak shalat". (HR. Bukhori)

Kebiasaan Rasulullah yang lain, yaitu setiap hari jum'at beliau rutin mencukur bulu halus dipipi, memotong kuku serta memakai minyak wangi.

3. Tidak pernah makan berlebihan


Adakah yang tahu bagaimana postur tubuh Rasulullah? 

Ali bin Abi Thalib berkata : "Nabi Muhammad SAW tidak jangkung dan tidak juga pendek". (HR. Ibnu Hisyam) 

Dan menurut Abu Hurairah : " Dada dan perut nabi SAW rata".

Terbayang tidak? Beliau sangat menjaga makanannya. Beliau tidak makan terlalu banyak dan berlebihan, sehingga berat badannya ideal. 

4. Gemar berjalan kaki


Dalam sebuah hadis, Abu Hurairah berkata: “Aku belum pernah melihat orang yang lebih baik dan lebih tampan daripada Rasulullah; roman mukanya secemerlang matahari, juga tidak pernah melihat orang yang secepat beliau. Seolah-olah bumi ini digulung oleh langkah-langkah beliau ketika sedang berjalan. Walaupun kami berusaha untuk mengimbangi jalan beliau. Tapi beliau tampaknya seperti berjalan santai saja.”

Kebiasaan Rasulullah berjalan kaki seirama juga dalam sisi medis, yaitu anjuran untuk banyak berjalan kaki,  minimal 10.000 langkah per hari. Selain untuk mengeluarkan keringat, dengan berjalan dapat membuat pikiran menjadi lebih cerah. Apalagi saat berjalan dikelilingi pohon-pohon hijau. 

5. Tidak Pemarah


Ternyata marah itu menghabiskan banyak tenaga. Karena, saat itu hormon neurotransmitter katekolamin, adrenalin dan kortisol keluar. Ada tidak yang sehabis marah tidak capek? 

Rasulullah adalah orang yang mampu menahan marah. Dari Abu Hurairah RA, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda : "Orang yang kuat itu bukanlah orang yang kuat dalam bergulat, tetapi orang yang kuat itu ialah orang yang bisa menahan marah".

Menahan marah itu tidak mudah. Karena, sering kali dihadapkan oleh situasi yang tidak menyenangkan. Mungkin kita perlu cari trik-trik untuk menahan marah di postingan selanjutnya. 

6. Optimis dan tidak putus asa


Sebagai pemimpin umat Islam pada zamannya, pasti Rasulullah SAW menghadapi banyak persoalan. Tetapi, beliau selalu menghadapi dengan optimis dan tidak putus asa. 

Contohnya, ketika Rasulullah menghadapi penolakan saat pergi ke Thaif. Beliau dilempari dengan batu. Hingga dua malaikat menawarkan menimpakan dua gunung besar kepada penduduk Thaif, tetapi kalimat indah meluncur dari lisan beliau, "Jangan, semoga lahir dari keturunan mereka yang beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya." (HR Bukhari).

Dari kalimat beliau tercermin kelembutan hati dan rasa optimis yang sangat tinggi.

7. Tidak pernah iri hati


Sering kali mendengar kata yang viral, "Iri ? Bilang bos!" . Kalau semua orang ngiri bisa menabrak, lebih baik nganan aja.

Bagi, Nabi Muhammad SAW, iri hati tidak ada dalam kamusnya. Karena Rasulullah adalah orang yang senantiasa bersyukur kepada Allah SWT.

Rasa syukur Rasulullah tidak hanya dari ucapan, tetapi perbuatan. Beliau mengetahui bahwa dirinya dijamin masuk surga, namun semakin sering beribadah. Bahkan hingga kedua telapak kakinya pecah-pecah. Beliau juga rajin berpuasa, dzikir dan dermawan kepada sesama. Rasa iri dan dengki sama sekali tidak ada pada diri Rasulullah SAW.

Tidak iri hati terhadap orang lain, insyaAllah akan berdampak baik untuk kesehatan, terutama untuk kesehatan mental. Karena perasaan iri dan dengki itu bersumber dari syaithon. Dimana syaithon telah berhasil menghasut salah satu anak Nabi Adam AS, yaitu Qabil untuk merenggut nyawa Habil karena iri hati.

8. Pemaaf


Ternyata dengan memaafkan kesalahan orang lain memiliki efek baik bagi kesehatan. Karena hati akan menjadi tenang dan sibuk untuk memperbaiki diri. 

Rasulullah adalah orang yang pemaaf dan mengajarkan kepada kita untuk berbuat baik kepada orang lain. 

Contoh sifat pemaaf Rasulullah adalah ketika beliau menyuapi makan seorang pengemis yang buta hingga akhir hayatnya. Padahal orang tersebut sering mencaci-maki Rasulullah. Tetapi, dia tidak tahu kalau orang yang menyuapinya makan adalah nabi SAW.

Orang tersebut baru sadar, ketika yang menyuapinya bukan Rasulullah. Karena, makanannya tidak selembut biasanya. Dimana yang menyuapi pengemis buta saat itu adalah Abu Bakar. Akhirnya, pengemis itu bertanya kemanakah orang yang biasa menyuapinya. Sambil menangis Abu Bakar berkata bahwa Rasulullah telah tiada. Pengemis itupun menangis, dan akhirnya memeluk agama Islam.

Terimakasih sudah membaca sampai akhir. Semoga artikel ini bisa bermanfaat, terutama untuk saya pribadi.

Wallahua'lam bishawab.








Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer