Kenapa babi diharamkan dalam Al-Qur'an dan Hadis?



                          sumber foto


Dalam surat An-Nahl ayat 115, Al-Baqoroh ayat 173 , Al-Maidah ayat 3, dan Al-an'am ayat 145, babi diharamkan untuk dimakan. Sebagai seorang muslim, kita wajib mematuhinya. Dan sebagai manusia, kita perlu mencari tahu mengapa babi diharamkan dalam Al-Qur'an.

Banyak penelitian menunjukkan bahwa babi mengandung banyak jenis cacing yang telurnya tidak bisa mati walau sudah dimasak.

Beberapa bibit penyakit yang dibawa babi adalah beberapa jenis cacing seperti, Cacing pita (Taenia solium), Cacing spiral (Trichinella spiralis), Cacing tambang (Ancylostoma duodenale), Cacing paru (Paragonimus pulmonaris), Cacing usus (Fasciolopsis buski), dan Cacing Schistosoma (japonicum).

Jika seseorang memakan babi yang mengandung telur cacing pita, telur tersebut akan masuk ke perut manusia dan menetas menjadi larva. Selanjutnya, larva akan melanjutkan perjalanan menuju usus dan masuk ke peredaran darah. Selain di saluran pencernaan, cacing pita juga bisa menyebar ke bagian lain di dalam tubuh manusia, seperti otot, mata, dan otak.

Infeksi cacing pita biasanya tidak spesifik atau justru tidak menunjukkan gejala sama sekali. Gejala-gejala infeksi cacing pita yang bisa muncul antara lain sakit perut, diare, sembelit, mual, dan muntah. Jika menyebar ke otot, infeksi cacing pita dapat menyebabkan benjolan kecil di bawah kulit.

Jika seorang terinfeksi cacing pita babi di dalam otak, disebut dengan "neurosistiserkosis". Gejalanya bisa berupa sakit kepala, gangguan penglihatan, kejang, dan penurunan kesadaran. Gejala lain yang menandakan cacing pita sudah menginfeksi otak adalah kebingungan, sulit konsentrasi, gangguan koordinasi tubuh, dan tanda-tanda pembengkakan otak.

                            Sumber foto

Selain itu, dalam babi ditemukan beberapa macam bakteri, seperti Tuberculosis (TBC), kolera (Salmonella choleraesuis), dan Brucellosis suis.

Pada babi juga ditemukan beberapa macam virus, seperti cacar (Small pox) dan kudis (Scabies). Dan beberapa macam Parasit, yaitu : protozoa Balantidium coli, dan protozoa Toxoplasma gondii.

Alasan banyaknya bibit penyakit dari babi, karena kehidupannya yang menjijikkan dan pola makannya yang kotor. Babi juga sangat suka berada di tempat yang basah dan kotor.

Tidak hanya terkontaminasi bibit penyakit, babi juga tidak memiliki kelenjar keringat. Sehingga, babi tidak bisa membuang toksin atau racun dalam tubuh. Maka dari itu, daging babi dianggap lebih beracun daripada daging lainnya.

Namun, anehnya orang yang sudah biasa memakan babi sepertinya terlihat sehat-sehat saja. Walaupun mungkin orang-orang yang makan babi tidak sakit, ada hal lain yang sepertinya berpengaruh pada pemakan babi, seperti sifat dari babi.

Sebuah penelitian menyatakan bahwa DNA babi mirip dengan manusia, hal ini dapat menyebabkan sifat buruk babi menular ke manusia. Beberapa sifat buruk babi seperti paling rakus, kotor, dan jorok, serta suka memakan bangkai dan kotorannya sendiri bahkan kotoran manusia.

Makanan yang dimakan memiliki pengaruh terhadap akhlak dan tabiat seseorang. Harta dan makanan yang halal dan baik akan menumbuhkan darah dan daging yang baik, demikian juga sebaliknya. Salah satunya seperti sabda Rasulullah SAW:

"Setan itu bisa menyusup dalam diri manusia melalui saluran darahnya." (HR Bukhari dan Muslim)

Berkaitan dengan hal tersebut Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata:

"Diharamkan darah yang dialirkan karena darah seperti itu dapat membangkitkan syahwat dan menimbulkan amarah. Jika terus dikonsumsi, maka akan membuat seseorang bersikap melampaui batas. Saluran darah inilah tempat mengalirnya setan pada badan manusia."

Dari semua keburukan yang ada pada babi itulah yang menjadi penyebab dan sejarah haramnya babi. Keharaman babi bukan hanya sebatas dagingnya, tetapi mencakup semua organ tubuhnya yang lain.

Istilah-istilah yang berhubungan dengan babi, antara lain : hog, porcine, sow milk, zhu rou (Mandarin), butaniku (Jepang), boar, char siu (Tionghoa), bak (Tionghoa), dwaeji (Korea), tonkatsu (Jepang), Kakuni (Jepang), lard, B2, pig, pork, ham, bacon, dan swine.

Selain itu bahan-bahan yang bisa berasal dari babi, adalah lemak (lard), asam lemak (fatty acid), gliserin (glycerin), dan gliserol (glycerol).

Maka, sebaiknya kita harus lebih teliti dalam membeli makanan, apakah sudah halal atau belum. Karena, walau sedikit tetap saja yang namanya haram, tetaplah haram. Semoga kita terhindar dari makanan yang mengandung babi.

Selain babi, khamr juga diharamkan dalam Al-quran yaitu dalam surat Al-maidah ayat 90.


Lanjut ke bagian 3.

Komentar

Postingan Populer