Cerbung: Petualangan Misteri Andrea dan Amalia (Bagian 5)

Cerita sebelumnya...

Suasana di rumah sakit umum daerah Suliki, agak ramai saat itu. Dokter dan perawat berseliweran di rumah sakit. Beberapa keluarga pasien menemani kekuarga yang sedang berobat. Di dalam ruangan UGD, Sukma sudah terbaring tak bernyawa di atas ranjang.

Ayah Sukma tak kuasa menahan kesedihannya, air matanya terjatuh, ia berteriak kesal dengan sangat kencang hingga semua orang menatapnya.


""Aaarrgghhh!! Ndak, Ndak..!! Sukma masih iduik! (Aaarrgghhh!! Tidak, tidak..!! Sukma masih hidup!) ", ujar pria berkumis itu.

Ibu Ratih tak bisa menghentikan tangisannya dan terus memeluk tubuh Sukma.

Sejak hari kepergian Sukma, pria berkumis itu terobsesi untuk menghidupkan Sukma lagi. Ia melakukan berbagai macam eksperimen menggunakan berbagai macam hewan untuk menemukan ramuan yang dapat menghidupkan anaknya lagi.

Sementara itu, pria berkumis menyimpan tubuh Sukma dalam akuarium berbentuk tabung yang didalamnya terdapat cairan formalin. Sementara ibu Ratih sejak kepergian Sukma, ia kerap menggunakan bedak yang tebal untuk menutupi wajahnya yang kerap menangis setiap kali mengingat putri semata wayangnya.

***

Pria berkumis menghisap rokoknya, kepulan asap melayang di ruang tamu rumah kayu itu. Ia duduk di dekat pintu rumah . Andrea, Amalia, dan ibu Riana masih terkurung di dalam kamar dengan tangan dan kaki terikat serta mulut yang tertutup selotip.

Badan Ibu Riana terlihat bergerak sedikit, dia mulai membuka matanya perlahan. Kepalanya terasa perih dan pusing. Ketika ia membuka mata, ia melihat Andrea dan Amalia dihadapannya dengan kondisi terikat. Mereka memandanginya penuh kekhawatiran.

Ibu Riana merasa sangat ketakutan melihat kaki dan tangannya diikat dan tidak bisa berbicara. Ia berusaha berteriak minta tolong. Namun, tidak ada yang dapat mendengarnya dengan mulut yang tertutup dan juga rumah yang berada tengah hutan.

Kak Ratih diam-diam masuk ke dalam kamar. Ia memberikan isyarat untuk jangan bersuara. Ia membawa nasi dengan rondang tolua (rendang telur) juga air minum untuk mereka. Andrea dan Amalia menuruti perintah kak Ratih. Namun, kak Ratih agak ragu untuk membuka plester ibu Riana.

"Ibu itu, ibu kalian?", tanya kak Ratih berbisik.

"Iyo uni, tapi bukan ibu kanduang (Iya kak, tapi bukan ibu kandung) ", jelas Andrea.

"Ambo akan usahokan untuak manolong kalian, tapi kalian jan maebo yo..ibu Riana juo..
 (Aku akan berusaha untuk menolong kalian, tapi kalian jangan berisik ya..ibu Riana juga..) ", kata Kak Ratih.

Ibu Rianapun mengangguk. Kak Ratih membuka plester yang menutup mulutnya dan memberikan air minum dan makanan. Ia juga mengobati luka di kepala ibu Riana.

***

Ayah si kembar segera menaiki mobil tuanya, untuk pulang ke rumahnya memerlukan waktu perjalanan yang cukup lama, sekitar 5 jam. Ia berdo'a semoga keluarganya baik-baik saja.

Sesampainya ia dirumah, ia sangat terkejut karena tidak menemukan siapapun di rumahnya. Ia pun segera mencari ke rumah tetangga, namun hasilnya nihil. Beberapa tetangga berusaha membantu ayah si kembar. Mereka mencoba mencari ke sekitar rumah, namun tidak menemukan apapun.

"Mungkin, kito paralu mancari urang tu ka dalam rimbo (Mungkin, kita perlu mencari mereka ke dalam hutan) ", kata ayah si kembar.

***

Pria berkumis masih duduk di sofa ruang tamu. Kemudian, dua orang laki-laki berjas hitam datang. Salah satu pria berambut hitam panjang berbadan kekar dan yang satu lagi berbadan gempal dan berambut cepak. Kak Ratih membawakan kopi kawa khas payakumbuh untuk pria berkumis dan dua orang lelaki berjas hitam itu.

"Terimakasih untuk kopinya", kata pria berambut panjang.

Kak Ratih mengangguk, kemudian ia segera bersembunyi dari mereka di dalam dapur.

"Obatnya sudah siap?", tanya pria berambut panjang.

"Sudah", jawab pria berkumis.

"Kami mau lihat dulu bagaimana kerja obatnya", kata pria berambut cepak.

"Tentu", kemudian pria berkumis itu membawa ibu Riana ke hadapan dua pria berjas hitam. Ibu Riana berusaha melepaskan badannya dari cengkraman pria berkumis.

Pria berkumis itu memasukkan obat ke mulut ibu Riana,  Ibu Riana berusaha memuntahkannya tapi mulutnya ditutup dan pria berkumis langsung memasukkan air ke dalam mulutnya.

Komentar

  1. Loh?? Loh??
    Itu dikasih obat apaan nah??
    Maaf nih, Om..
    terima aja kalau anaknya udh meninggal, kan kasihan juga nakanya kalau gitu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semacam obat yang dibuat untuk bikin orang sakit gitu kak, obat ilegal gitu kak 😅🙏

      Hapus

Posting Komentar

Postingan Populer