Cerbung : Petualangan Misteri Andrea dan Amalia (Bagian 6)


Cerita sebelumnya...

Andrea dan Amalia terduduk dengan perasaan penuh kekhawatiran, ketika mereka melihat ibu Riana dibawa keluar oleh pria berkumis. Kak Ratih hanya diam dan bersembunyi, ia mencoba menghindar dari suaminya yang mengerikan.

Pria berkumis telah sukses memasukkan obat ke dalam tenggorokan ibu Riana. Kedua pria berjas hitam menunggu apa yang akan terjadi pada wanita itu, mata mereka tertuju pada ibu Riana.

Beberapa saat kemudian, wajah ibu Riana menjadi pucat, ia seperti kesulitan bernafas, nafasnya tersengal-sengal, suhu tubuhnya meningkat, hingga membuatnya menjadi lemas. Tubuhnya langsung  ambruk menyentuh lantai kayu rumah. Bruukk.

Pria berkumis tersenyum bangga, melihat ibu Riana kesakitan dan menderita. Kedua pria berjas tertegun dengan tatapan dingin melihat kejadian itu.

"Nah, bagaimana?", tanya pria berkumis.

"Wow, Lumayan", jawab pria berambut panjang.

"Baiklah, sekarang pertunjukan selanjutnya", kata pria berkumis.

Setelah itu, pria berkumis memasukkan obat berwarna kuning ke dalam mulut ibu Riana dan memberikannya air agar obat tersebut tertelan.

"Kita tunggu 30 menit", kata pria berkumis.

"Oke", kata pria berambut cepak.

Setelah 30 menit berlalu, ibu Riana terlihat membaik, ia terbatuk-batuk, namun sudah tidak sesak nafas lagi. Melihat hal tersebut, pria berkumis tersenyum bangga.

"Bagaimana, kalian puas?", tanya pria berkumis.

"Wow, keren sekali", kata pria berambut panjang takjub.

Ibu Riana masih terbaring lemas di lantai dengan kedua tangan dan kaki masih terikat, disaat mereka berbincang-bincang dan bernegosiasi. Kedua pria berjas hitam merasa puas dengan obat yang dibuat oleh pria berkumis itu.

Kemudian, pria berkumis membawa sebuah kotak besi yang berisi obat buatannya.

"Sesuai kesepakatan yang dulu, harga obat ini 500 juta", kata pria berkumis.

"Oh, tentu saja", jawab pria berambut panjang.

Pria berambut panjang memberikan sebuah koper besi kepada pria berkumis. Ketika pria berkumis itu membuka kopernya, pria berambut cepak menodongkan pistolnya ke arah kepala pria berkumis, dan menarik pelatuknya.

"Ke..kenapa.. kalian melakukan ini kepadaku..?"

"Karena kamu sudah merebut Ratih dariku", kata pria berambut panjang.

"Ra-ratih? Apa hubunganmu dengannya?"

Kak Ratih yang mendengar pembicaraan tersebut terkejut, hingga membuatnya berhenti nafas beberapa saat. Dia tidak mengetahui siapa sebenarnya pria berambut panjang itu.

"Aku memang menginginkan obat itu, tapi aku lebih ingin kamu pergi untuk selamanya, kamu benar-benar tidak layak untuk Ratih", kata pria berambut panjang dengan tatapan yang dingin.

"DORRR!!", terdengar suara tembakan yang mengagetkan semua orang di rumah itu. Andrea dan Amalia semakin tidak mengerti keadaan yang terjadi saat itu.

Darah mengalir deras dari kepala pria berkumis. Uang yang ada dihadapannya berubah menjadi merah karena darah. Pria berkumis itu tak dapat berbicara lagi. Dari matanya menetes air mata, ia merasa menyesal tidak dapat menyembuhkan anaknya. Akhirnya, ia tersadar bahwa manusia tidak dapat menghidupkan seseorang yang sudah mati. Pria berkumis itupun berhenti bernafas.

Kak Ratih keluar dari persembunyiannya. Ia keluar dan melihat suaminya sudah tidak bernyawa, ia tidak percaya hal itu terjadi. Beberapa saat yang lalu suaminya masih sehat dan kini telah tiada. Ia terus memanggil nama suaminya.

Kak Ratih mengusap air matanya, iapun berdiri dan berjalan menuju pria berambut panjang. Ia tidak mengingat siapa lelaki berambut panjang itu.

"Ka-kamu, siapa?", tanya kak Ratih dengan perasaan hancur.

Pria berambut panjang itu membuka kaca mata hitamnya. Mata kak Ratih terbelalak melihat lelaki yang ada di hadapannya.

Bersambung..

Komentar

  1. Itu siapa?? Apa yg terjadi?? Ibu Riana gimana??

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu yang mana kak? 😅
      Ibu Riana gapapa kak 😅

      Hapus

Posting Komentar

Postingan Populer